Air Cabin Crew adalah istilah umum bagi flight attendants, air stewards/stewardesses
atau air hosts/hostesses.
Definisi tersebut biasa dipakai untuk menggambarkan pekerja profesional pada
kabin sebuah maskapai penerbangan.
Cukup banyak penggambaran yang terkesan melecehkan bidang pekerjaan ini – tidak saja oleh media dan dunia hiburan – tetapi juga oleh iklan atau advertensi perusahaan penerbangan bersangkutan. Profesi awak kabin yang sepintas terlihat penuh glamour ini sering diinterpretasikan dengan pandangan sebelah mata sebagai trolley dolly, glorified waitress, tarts with carts, coffee-tea-or-me atau flying mattresses. Padahal, keberadaan pramugari dan pramugara di sebuah penerbangan adalah krusial dan terutama untuk alasan keselamatan.
Awak kabin bukan sekedar pramusaji hidangan dan minuman selama penerbangan berlangsung. Awak kabin – bersama pilot – adalah penanggung jawab sepenuhnya sebuah penerbangan yang aman dan nyaman.
Cukup banyak penggambaran yang terkesan melecehkan bidang pekerjaan ini – tidak saja oleh media dan dunia hiburan – tetapi juga oleh iklan atau advertensi perusahaan penerbangan bersangkutan. Profesi awak kabin yang sepintas terlihat penuh glamour ini sering diinterpretasikan dengan pandangan sebelah mata sebagai trolley dolly, glorified waitress, tarts with carts, coffee-tea-or-me atau flying mattresses. Padahal, keberadaan pramugari dan pramugara di sebuah penerbangan adalah krusial dan terutama untuk alasan keselamatan.
Awak kabin bukan sekedar pramusaji hidangan dan minuman selama penerbangan berlangsung. Awak kabin – bersama pilot – adalah penanggung jawab sepenuhnya sebuah penerbangan yang aman dan nyaman.
- Proses dan kontrol evakuasi
penumpang dalam keadaan darurat.
- Prosedur keselamatan penumpang
dalam pendaratan darurat di atas air.
- Pengetahuan menggunakan oksigen
cadangan sewaktu tekanan udara di atas kabin drastis menurun atau hilang.
- Pengetahuan mengantisipasi
kebakaran sewaktu penerbangan – misalnya oven di dapur pesawat atau
penumpang yang menyalakan api untuk merokok di toilet.
- Manajemen penumpang – tugas ini
mulai dari hal-hal ‘sederhana’ seperti demonstrasi masker oksigen, pintu
darurat, cek rutin sabuk pengaman atau rak dan bagasi penumpang sampai ke
hal-hal yang tidak diinginkan seperti mencermati penumpang yang mabuk atau
agresif.
- Prosedur keamanan – setiap
maskapai penerbangan mempunyai ketentuan standar tentang keamanan dan
situasi dalam keadaan terdesak misalnya pembajakan.
- Menyikapi keadaan ekstra lainnya –
awak kabin dituntut dapat mengambil inisiatif, bersikap tenang dan tepat
bertindak.
- Pertolongan pertama pada
kecelakaan – bisa dibayangkan dalam ketinggian 30.000 kaki di atas Samudra
Atlantik tidak ada fasilitas dokter dan rumah sakit lengkap dengan
peralatan medis yang menunjang.
- Pelayanan penumpang – tiap
penumpang mempunyai konsep berbeda terkait pelayanan. Seorang awak kabin
harus mampu menjalankan dan mempertahankan kebijakan seputar akses dan
fasilitas penumpang di kelas ekonomi, kelas bisnis maupun kelas satu.
Privasi seorang diplomat yang duduk di kelas satu tidak boleh terganggu
dengan kehadiran satu grup musik di kelas yang sama.
- Public relations – awak kabin
mempengaruhi loyalitas seorang penumpang terhadap sebuah maskapai
penerbangan. Awak kabin dituntut untuk komunikatif dengan penumpang
beragam etnis dan profil. Selain itu, awak kabin harus menghormati
bermacam-macam latar belakang budaya.
- Presentasi pribadi – walaupun
penampilan seseorang sering disebut subyektif, tiap perusahaan penerbangan
punya kriteria tersendiri untuk hal ini. Awak kabin adalah duta sebuah
maskapai penerbangan. Mereka direkrut dengan spesifikasi tertentu –
terutama faktor kesehatan – serta berat dan tinggi badan yang
proporsional.
- Teamwork – anggota kabin
biasanya terdiri dari pilot, teknisi, dan awak kabin. Kemampuan untuk
cepat beradaptasi dengan satu grup yang saling tak kenal mutlak
diperlukan.
- Kesediaan mengikuti pendidikan dan
pelatihan reguler – seperti bidang pekerjaan lainnya di dunia kedokteran
atau hukum, awak kabin wajib mengikuti pelatihan dan ujian ulang setiap
tahun terutama hal-hal menyangkut prosedur keselamatan dan keamanan.
- Kemampuan berhitung dan bahasa
(asing) – awak kabin harus mampu membuat laporan administrasi selama
penerbangan berlangsung seperti penjualan barang bebas pajak atau dokumen
imigrasi dan bea cukai. Bahasa Inggris menjadi bahasa standar di dunia
aviasi.
- Manajemen umum – seorang awak
kabin senior sebuah pesawat boeing 747 atau biasa disebut jumbo jet misalnya harus sanggup memimpin 14
cabin crew lainnya. Awak kabin senior harus mampu mengkoordinasi dan
memonitor logistik dan pelayanan selama penerbangan berlangsung.